Sunday, May 6, 2007

TIPS BELAJAR MEMBACA

Oleh: Andrias Harefa
Dalam kamus Poerwadarminta, kata "membaca" diberi dua pengertian, yakni: pertama, melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu; dan kedua, mengucapkan (doa, dsb). Sementara kata "read", oleh kamus Oxford-nya Hornby edisi 1985, mengandung banyak arti, antara lain: look at and (be able to) understand; reproduce mentally or vocally the words of (an author, book, etc); study; intrepret mentally; having knowledge gained from books, etc. Penjelasan ini samar-samar membawa kita pada pemahaman bahwa "membaca" agaknya bukan sekadar melek huruf a-i-u-e-o plus konsonan dan bisa melafalkan kata dan kalimat secara benar. Ada makna yang lebih dalam dari sekadar itu. Tapi apa?Adeng A. Sudarsa dalam salah satu tulisannya di harian KOMPAS, 23 Oktober 1986, memberikan pengertian yang lebih lengkap bagi kita. Menurut Sudarsa, membaca merupakan kegiatan fisik, yaitu mengenali rangkaian huruf dan kata yang tersusun secara sistematik, dan sekaligus kegiatan sosial dan budaya yang dilakukan oleh seorang manusia, sebagai warga dari suatu masyarakat yang berperadaban dan berkebudayaan. Jadi "membaca" bukan sekadar soal melafalkan bunyi tertentu, tetapi yang justru lebih dalam adalah aktivitas yang berkaitan dengan keberadaan kita sebagai mahluk sosial budaya, mahluk yang dimungkinkan untuk berperadaban dan berkebudayaan.Dengan pengertian terakhir ini Sudarsa kemudian membedakan antara seorang casual reader dan seorang functional reader. Yang pertama adalah orang yang sekadar bisa membaca, dalam arti melek huruf, namun tidak terlalu banyak memanfaatkan kemampuannya itu untuk mengembangkan dirinya sebagai mahluk intelektual. Sedang yang kedua adalah mereka yang dengan sadar dan penuh inisiatif selalu berusaha memanfaatkan kemampuan membacanya itu, guna meningkatkan nilai dirinya serta mengembangkan potensi intelektualnya sebagai warga dari masyarakat yang berkebudayaan. Pengertian keduanya inilah (functional reader) yang dimaksudkan oleh Aldous Huxley ketika ia mengatakan, "Setiap orang yang tahu, bagaimana membaca, memiliki dalam dirinya kekuatan untuk memperkembangkan diri, untuk melipatgandakan cara dan jalan kehidupan, untuk membuat hidupnya penuh, berarti dan menarik."

FESYEN DAN IDENTITAS

Dalam masyarakat modern, semua manusia adalah performer. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri. Gaya pakaian, dandanan rambut, segala macam asesoris yang menempel, selera musik, atau pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan, adalah bagian dari pertunjukan identitas dan kepribadian diri. Kita bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang kita inginkan lewat contoh-contoh kepribadian yang banyak beredar di sekitar kita—bintang film, bintang iklan, penyanyi, model, bermacam-macam tipe kelompok yang ada—atau kita bisa menciptakan sendiri gaya kepribadian yang unik, yang berbeda, bahkan jika perlu yang belum pernah digunakan oleh orang lain. Anthony Synott (1993) berhasil memberikan penjelasan yang bagus tentang rambut. Dalam beberapa hal, rambut tidak sekedar berarti simbol seks penanda laki-laki dan perempuan. Ia juga simbol gerakan politik kebudayaan tertentu. Menurutnya, model rambut yang berbeda menandakan model ideologi yang berbeda pula. Tahun 50-an yang membawa iklim pertumbuhan dan kemakmuran di Amerika ikut menghembuskan kebebasan ekspresi individual baru termasuk jenis model rambut baru. Model rambut yang dibentuk menyerupai ekor bebek menjadi sangat populer saat itu. Tokoh-tokoh utama jenis rambut ini adalah Elvis Presley dan Tony Curtis. Setelah itu berlangsunglah era model rambut beatnik look yang dipelopori oleh James Dean dan Marlon Brando.
Rambut Panjang vs Rambut Pendek
The Hippies yang populer pada tahun 60-an, tidak hanya dikenal berkat gerakan-gerakan protesnya menentang norma-norma seksual yang puritan, etika protestan, gerakan-gerakan mahasiswa menentang perang, anti senjata nuklir, anti masyarakat yang fasis, militeris, birokratis, tidak manusiawi dan tidak natural, tetapi juga mendunia lewat simbol-simbol yang dikenakannya. Kalung manik-manik, celana jins, kaftan—jubah longgar sepanjang betis—yang pada awalnya merupakan pakaian tradisional Turki, sandal, jaket dan mantel yang dijahit dan disulam sendiri, untuk membedakan mereka dengan golongan orang-orang yang memakai setelan resmi dan berdasi. Kaftan banyak digunakan sebagai pakaian khas orang-orang hippies karena jenis pakaian ini biasanya berharga murah, sehingga tidak berkesan borjuis, dan membebaskan pemakainya dari kungkungan kerah, kancing dan ikat pinggang yang ketat.
Dan simbol yang paling mencolok adalah rambut mereka yang panjang dan lurus. Rambut-rambut yang natural, tanpa cat, tanpa alat pengeriting, tanpa dihiasi dengan pernik-pernik apapun, tanpa wig. Kaum laki-laki hippies juga memelihara rambut panjang, lengkap dengan janggut dan kumis yang dibiarkan tumbuh lebat tanpa dipotong. Ini yang membedakan mereka dari golongan orang tua mereka. Sepuluh tahun kemudian gaya hippies yang pada awalnya tumbuh untuk menentang kemapanan ini mendapat serangan dari golongan The Skinheads.
Sama halnya dengan kaum hippies, orang-orang skinheads juga menentang kemapanan meskipun dengan alasan yang berbeda. Awalnya, skinheads adalah term slang untuk menunjuk pada orang-orang yang botak dan gundul. Kaum skinheads biasanya berasal dari kelas pekerja. Skinheads khususnya ditujukan untuk menentang golongan mahasiswa kelas menengah yang berambut panjang, orang-orang Asia dan kaum gay. Skinheads membenci orang-orang hippies, khususnya kaum laki-laki hippies. Mereka sering mengolok-olok kaum laki-laki hippies sebagai orang yang keperempuan-perempuanan dan aneh: dengan dandanan rambut panjang, pakaian bermotif bunga-bunga, manik-manik, dan sandal, sering membagi-bagikan bunga kepada polisi saat demonstrasi, pasif, malas, dan lemah.Pada awal kemunculannya di tahun 1968 dan 1969 sampai tahun 1970-an awal, skinheads biasanya memakai celana jins pudar yang digulung sampai di atas pergelangan kaki, sepatu militer jenis boover boots atau sepatu boot kulit merek Dr. Marten, t-shirt yang memamerkan slogan afiliasi gerakan politik atau organisasi sepak bola tertentu, jaket yang bertuliskan ‘skins’ di belakangnya, dan rambut yang dicukur sangat pendek. Beberapa orang skinheads yang mengenakan sepatu boover boot memang pernah bergabung dengan kesatuan militer, sementara beberapa pemakai yang lain memakainya dengan alasan supaya bisa menendang lebih kuat. Dengan ciri sepatu jenis inilah maka mereka juga mendapat julukan boover boys. Perempuan skinheads juga mengenakan dandanan yang sama, hanya saja biasanya mereka menyisakan sedikit kuncir rambut di bagian belakang dan samping.Pada tahun 1975 muncullah kaum punk. Penampilan kaum punk ini seringkali dikacaukan dengan kaum skinheads. Term punk sendiri adalah bahasa slang untuk menyebut penjahat atau perusak. Sama seperti para pendahulunya, kaum punk juga menyatakan dirinya lewat dandanan pakaian dan rambut yang berbeda. Orang-orang punk menyatakan dirinya sebagai golongan yang anti-fashion, dengan semangat dan etos kerja ‘semuanya dikerjakan sendiri’ (do-it-yourself) yang tinggi. Ciri khas dari punk adalah celana jins sobek-sobek, peniti cantel (safety pins) yang dicantelkan atau dikenakan di telinga, pipi, asesoris lain seperti swastika, salib, kalung anjing, dan model rambut spike-top dan mohican.
Model rambut spike-top atau model rambut yang dibentuk menyerupai paku-paku berduri adalah model rambut standar kaum punk. Sementara model rambut mohican atau biasa disebut dengan mohawk yaitu model rambut yang menggabungkan gaya spike-top dengan cukuran di bagian belakang dan samping untuk menghasilkan efek bentuk bulu-bulu yang tinggi atau sekumpulan kerucut, hanya dipakai oleh sedikit penganut punk. Kadang-kadang mereka mengecat rambutnya dengan warna-warna cerah seperti hijau menyala, pink, ungu, dan oranye
Fesyen dan Kesenangan
Gaya casuals dipelopori oleh kelompok anak muda kalangan atas yang mempunyai tingkat pekerjaan dan pendidikan lebih tinggi sebagai lawan dari kalangan skinheads yang biasanya berada dalam posisi sosial kurang menguntungkan. Mereka biasanya mengenakan setelan pakaian santai atau pakaian sports yang bermerk mahal. Basis pakaian para perempuannya adalah pakaian laki-laki seperti cardigans atau celana pantalon.
Suatu jenis gaya atau kelompok yang juga memainkan peranan penting dalam kebudayaan anak-anak muda adalah rockers. Kelompok rockers ini biasanya dijuluki juga sebagai leather boys karena ciri khasnya memakai jaket kulit, celana jins ketat, rambut panjang, asesoris serba metal, pemuja fanatik musik rock, dan di awal kemunculannya kerap diidentikkan dengan sepeda motor besar. Penampilan mereka yang tampak liar dan keras ini tentu saja secara substansial sangat berbeda dengan penampilan para teddy boy yang sangat dandy dan flamboyan: sepatu kulit mengkilap serta jas dan blazer yang rapi.Semua hal yang telah dipertontonkan lewat tubuh: gaya pakaian, gaya rambut, serta asesoris pelengkapnya, lebih dari sekedar demonstrasi penampilan, melainkan demonstrasi ideologi. Sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa globalisasi berperanan besar dalam penyebaran gaya ke seluruh dunia meskipun tidak dalam waktu yang bersamaan. Globalisasi beserta seluruh perangkat penyebarannya, televisi, majalah, dan bentuk-bentuk media massa yang lain, juga menyebabkan peniruan gaya yang sama, tetapi dengan kesadaran yang samasekali berbeda dengan konteks sejarah awalnya. Jadi, para anak muda yang mengenakan dandanan serba punk di Indonesia ini sangat mungkin diilhami oleh sesuatu yang sangat berbeda dengan generasi punk pendahulu mereka di negara asalnya.
Sampai tahap ini, kita bisa melihat adanya hubungan yang kompleks antara tubuh, fesyen, gaya dan penampilan, serta identitas kepribadian yang ingin dikukuhkan oleh seseorang. Pembentukan identitas bukan persoalan sederhana. Ia tidak pernah bergerak secara otonom atau berjalan atas inisiatif diri sendiri, tapi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang beroperasi bersama-sama. Faktor-faktor tersebut bisa diidentifikasi sebagai kreativitas, bahwa semua orang diwajibkan untuk kreatif supaya tampak berbeda dan dianggap berbeda pula.Kemudian ada faktor pengaruh ideologi kelompok dan tekanan teman sepermainan sebaya. Di sini, persoalan merek sepatu atau jenis pakaian bisa jadi persoalan besar karena ikut menentukan apakah seseorang dianggap memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam kelompok tertentu atau tidak. Faktor-faktor lainnya adalah status sosial, bombardir iklan-iklan media, serta unsur kesenangan (pleasure dan fun). Unsur kesenangan ini bisa dipakai untuk menjelaskan dan memahami kelompok anak muda yang mengadopsi, mengkonsumsi atau mencampurkan berbagai macam gaya dengan tanpa referensi jelas terhadap makna asalnya. Gaya menjadi kolase-kolase. Hanya penampilan semata. Hanya fashion. Tetapi hal ini tidak berarti mereduksi gaya menjadi sesuatu yang tidak bermakna. Berakhirnya otentisitas bukan berarti kematian makna. Kolase, peniruan-peniruan, kombinasi, ambil sana-ambil sini, ikut membentuk lahirnya makna-makna baru.
JULIASTUTI

Media Selebritis di Indonesia

Oleh Nuraini Juliastuti

Sejarah media selebritis di Indonesia dimulai pada 1929. Pada tahun itu sudah terbit media yang menyajikan tulisan-tulisan tentang dunia film serta artis-artis, yaitu Doenia Film. Majalah ini terbit di Jakarta. Setahun kemudian, nama majalah ini diubah menjadi Doenia Film dan Sport. Pada tahun 1941 muncul majalah Pertjatoeran Doenia dan Film. Sedangkan pada 1950-an di Solo muncul majalah Star News. Di kemudian hari, majalah ini berganti nama menjadi Star News Baru dan Bintang. Dalam waktu yang bersamaan di Solo juga muncul majalah Film Figoers. Dari Surabaya, sempat terbit majalah Indian Film, sebuah majalah bulanan yang khusus mengulas tentang film India. Berikutnya muncul nama-nama baru majalah khusus film saat itu, antara lain: Berita Industri Film, Kentjana, Chitra Film, Film Indonesia, Aneka, dan Purnama.

Pada 1967 film-film Indonesia mulai bangkit. Masyarakat Indonesia bisa menyaksikan produksi film-film nasional dan kemunculan artis-artis baru film Indonesia. Bersamaan dengan itu, ikut terbit media-media yang khusus mengulas seluk beluk film nasional yaitu: Ria Film (terbit 1973), Bintang Film (terbit 1974), Team (terbit 1981), Aktuil (terbit 1967) dan Top (terbit 1976).

Aktuil, majalah khusus musik yang terbit di Bandung ini, menjadi legenda karena semasa hidupnya dikenal sebagai pelopor pembawa informasi perkembangan musik kepada publik Indonesia, tidak hanya yang berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Pada tahun 1970-an, majalah ini tercatat membuka jaringan kantor perwakilan dan korespondennya di luar negeri (Hamburg, Munich, Berlin, Swedia, Stockholm, Ottawa, Tokyo, Hongkong, Kowloon, New York). Pada tahun 1975, Aktuil juga mengejutkan publik Indonesia dengan mengundang kelompok musik Deep Purple untuk berpentas di Indonesia. Saat itu, pentas-pentas musik, apalagi dengan pemain musik dari luar negeri, masih jarang terjadi. Majalah lain yang mengkhususkan diri dengan berita-berita dalam dunia musik adalah MAS (Musik Artis Santai) dan Citra Musik.

Direktorat Televisi Departemen Penerangan pernah berusaha menerbitkan majalah khusus radio dan televisi pada 1972, yaitu Monitor. Tetapi sampai 1982, nasib majalah ini kurang menggembirakan. Pada 1986, majalah itu berubah bentuk menjadi tabloid dan diasuh oleh Arswendo Atmowiloto. Tabloid yang berisi berita-berita selebritis baik dari dalam negeri maupun luar negeri, gosip, dan berita latar belakang pembuatan sebuah program di televisi ini ternyata disukai pembaca dan sangat laku di pasaran. Makanya Arswendo sering menyebut dirinya sebagai Corporal Wendo—plesetan dari Kolonel Sanders penemu resep Kentucky Fried Chicken—sebagai penemu resep tabloid semacam itu. Kehadiran tabloid model ini terasa semakin dibutuhkan ketika pada 1989, mulai muncul televisi swasta pertama di Indonesia: RCTI. Tak lama kemudian RCTI disusul dengan TPI, SCTV, Indosiar, dan Anteve. Semakin banyak stasiun televisi, berarti semakin meningkatkan produksi acara-acara televisi. Dengan demikian semakin banyak kemungkinan berita-berita tentang acara-acara televisi, berikut artis-artis pendukungnya, yang bisa dijual ke masyarakat. Pada 1991, terbit tabloid-tabloid baru tentang dunia radio, televisi, film dan artis, yaitu Bintang Indonesia, Citra, Wanita Indonesia dan Dharma Nyata. Pada 1993, terbit majalah Vista TV. Majalah ini bermaksud menjadi TV Guide versi Indonesia.

Tidak semua tabloid tersebut berumur panjang. Tabloid Bintang Indonesia dan Citra masih bisa kita temui sampai saat ini. Dunia tabloid di Indonesia juga mendapat tambahan pemain baru yaitu: Bintang Millenia dan Cek&Ricek. Kelahiran televisi-televisi swasta selain membawa konsekuensi semakin banyaknya produksi siaran yang bisa dinikmati masyarakat, ternyata juga melahirkan siaran-siaran infotainment yang berisi berita-berita dari para artis dan selebritis Indonesia. Stasiun RCTI memproduksi siaran infotainment dengan nama Kabar-Kabari, Cek&Ricek, dan Buletin Sinetron. Produsen acara Cek&Ricek kemudian melebarkan sayapnya tidak hanya memproduksi acara televisi saja, melainkan juga tabloid dengan nama yang sama. SCTV juga mempunyai acara infotainment dengan nama Bibir Plus, Poster, Hot Shot, Halo Selebriti, Otista, dan Ngobras. TPI memproduksi acara infotainment dengan nama Selebrita dan Go Show. Anteve mempunyai acara infotainment yang diberi nama Panorama, Kharisma, Selebriti Dunia, dan Berita Selebritis Spesial. Sementara Indosiar memproduksi acara infotainment dengan nama KISS.

Posisi Aktuil di kemudian hari banyak digantikan oleh Hai. Majalah remaja pria ini dikenal luas di kalangan remaja karena banyak menyajikan berita-berita perkembangan musik, juga berita-berita tentang artis-artis musik dalam dan luar negeri. Sama seperti Aktuil, Hai juga kerap mengirimkan reporternya untuk menulis konser-konser musik dari luar negeri, misalnya menulis tentang konser musik Woodstock. Majalah-majalah remaja lain seperti Gadis atau Kawanku mulai tahun 1990-an akhir banyak berperan sebagai pembawa informasi tentang artis-artis musik dan film untuk para pembaca mudanya.

Menginjak akhir 1990, di Indonesia muncul media-media versi Indonesia dari media-media luar negeri seperti Cosmopolitan, Harpers Bazaars, Lisa, dan sebagainya. Dan mulai 2001 muncul majalah baru: Cosmo Girl. Media-media ini akhirnya juga banyak berfungsi sebagai pembawa informasi dunia selebritis yang lebih luas kepada para pembacanya. Lebih-lebih setelah MTV bisa dinikmati publik Indonesia lewat Anteve.

* * *

Konsekuensi dari semakin pesatnya industri hiburan, berikut elemen-elemennya termasuk acara-acara infotainment adalah, semakin banyaknya jumlah artis atau selebritis. Semakin banyak anak-anak muda yang tertarik untuk bekerja dan memasuki wilayah-wilayah yang selanjutnya nanti lebih dikenal orang sebagai artis atau selebritis. Jumlah model di Indonesia semakin bertambah, begitu juga dengan jumlah anak-anak muda yang berhasrat untuk menjadi penyanyi. Ajang pemilihan model atau putri ayu adalah pintu masuk strategis untuk memasuki dunia selebritis, karena begitu seseorang menjadi model, terdapat kemungkinan besar untuk menjadi bintang iklan, dan selanjutnya menjadi presenter atau main sinetron. Pemilihan Tiara Sunsilk baru-baru ini misalnya dengan jelas mengiklankan dirinya sebagai ajang untuk masuk ke dunia baru, untuk meraih kesempatan dan pengalaman baru. Dunia baru dan kesempatan baru itu maksudnya gadis-gadis yang terpilih dalam jajaran gadis Sunsilk itu berpeluang untuk menjadi salah satu pemain dalam dunia hiburan, dan itu artinya terbuka pula kesempatan untuk tampil di salah satu media selebritis.

Perbedaan media-media selebritis pada masa ketika program-program acara televisi belum mengalami booming seperti sekarang mungkin hanya pada figur-figur yang diwawancarai. Dulu mungkin isinya hanya ada artis penyanyi atau bintang film, tetapi sekarang, halaman-halaman media tersebut didominasi oleh pemain sinetron, karena produksi film Indonesia masih terbatas, dan sinetron adalah salah satu program acara dominan di layar televisi kita saat ini.

Melihat panjangnya sejarah media selebritis di Indonesia, jelas bahwa obsesi orang terhadap skandal seks, atau berita-berita tentang kehidupan privat orang lain, bukan hal baru. Mungkin sudah sifat alamiah manusia yang dasarnya suka mengamati orang lain dan mendengar berita-berita tentang orang lain. Dan wacana menunjukkan bahwa wacana-wacana tentang selebritis ini—sebutlah misalnya kasus cerai antara Nicky Astria dan Mamay, cek cok antara Atilla dan Wulan Guritno karena Atilla memergoki Wulan sedang ada di kamar bersama Nugie, Ferdi Hasan dan Jeremy Thomas yang masuk rumah sakit karena kecapekan, Dina Lorenza yang mau menikah, Sarah Sechan yang didahului menikah adiknya, usaha Lusy Rahmawaty supaya cepat punya anak, atau Nico Siahaan yang baru saja putus cinta—memang masuk dalam kehidupan kita, para pembaca tabloid hiburan, para penonton televisi, dan dijadikan obrolan seperti kalau kita mengobrolkan seorang teman dan saudara saja. Kita tentu pernah mengalami sendiri suasana obrolan semacam ini: “Eh, ternyata Ulfa jadi cerai juga ya sama Klaas?”, “Eh, kamu tahu nggak, Shanty sudah putus lo dari Dimas Jayadiningrat?”, atau “Tahu nggak, bintang-bintang sinetron Belahan Hati itu ternyata mantan Gadis-gadis Sunsilk lo. Iya! Pantesan rambutnya bagus-bagus kan?”.

Media selebritis ini akhirnya berposisi sama dengan berita-berita politik yang setiap hari juga mencekoki kita dan memaksa kita untuk menelan macam-macam berita tentang aktor-aktor politik dan peristiwa politik terkini. Berita-berita tentang artis dan selebritis tidak hanya bisa didapat pada media selebritis saja, tapi juga di media-media lain. Artis atau selebritis menjadi sumber berita yang dominan bahkan untuk kasus-kasus luas. Artis diwawancarai soal politik, ekonomi, dan sepak bola. Media-media perempuan seperti Femina, majalah-majalah remaja atau bahkan majalah keluarga macam Ayah Bunda atau majalah kesehatan akhirnya bisa dijadikan rujukan informasi tentang artis a atau artis b, misalnya tentang gaya hidup kesehatannya, hobinya, atau cara mendidik anaknya.

Formula suatu media tampaknya akan selalu berjalan beriringan dengan aspek komersialisme, aspek laku-tidaknya suatu media di pasaran. Formula media-media infotainment dan media-media yang menggunakan artis sebagai sumber berita utamanya, telah membuktikan kesuksesannya. Meskipun terdapat pihak-pihak yang menentang dan merendahkan formula media seperti ini, tapi tampaknya tetap banyak pihak yang akan mengikuti jejak membuat media selebritis. Dan formula media yang bercerita tentang selebritis akan tercatat sebagai formula yang sulit dicari bandingannya.

Budaya Pop, Apa Lagi Itu?

Ada orang yang mengatakan bahwa Music Television (MTV) adalah budaya yang nge-pop. Ada pula yang beranggapan bahwa gaya hidup terkini-lah yang disebut dengan budaya pop. Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan budaya pop?
Apa Itu Budaya Populer ?
Secara sederhana, budaya populer-lebih sering disebut dengan budaya pop- adalah apapun yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya. Apakah itu pakaian, film, musik, makanan, semuanya termasuk dalam bagian dari kebudayaan populer. Baik, sebelum kita lanjut lebih jauh, mari kita bahas definisinya satu persatu. Definisi dari popular/populer adalah diterima oleh banyak orang, disukai atau disetujui oleh masyarakat banyak. Sedangkan definisi budaya adalah satu pola yang merupakan kesatuan dari pengetahuan, kepercayaan serta kebiasaan yang tergantung kepada kemampuan manusia untuk belajar dan menyebarkannya ke generasi selanjutnya. Selain itu, budaya juga dapat diartikan sebagai kebiasaan dari kepercayaan, tatanan sosial dan kebiasaan dari kelompok ras, kepercayaan atau kelompok sosial.
Jadi, dapat didefiniskan kebudayaan pop adalah satu kebiasaan yang diterima oleh kelompok-kelompok sosial yang terus berganti/berkembang di setiap generasi
Pengaruh Media dan Amerika
Dari perkembangannya, banyak orang yang menilai perkembangan budaya pop berdasarkan pada media. Lalu, pengaruh Amerika sangat kuat dalam budaya pop di berbagai negara Apakah itu benar? Terlepas dari itu, media memang memegang peranan penting dalam penyebaran gagasan tentang budaya pop. Ini dapat terlihat dari iklan-iklan mereka yang “menjual” satu kebiasaan atau produk yang nantinya akan menjadi satu kebiasaan populer.
Tentang Amerika, tidak dapat kita pungkiri bahwa pengaruhnya sangat kuat di berbagai negara sehingga pernyataan tersebut tidak dapat disangkal. Kalau kita lihat, seperti pakaian Levi’s dan sepatu Nike sudah menjadi “produk” dunia. Belum lagi jika kita lihat dari musik dan gaya hidup Amerika yang banyak diserap oleh berbagai negara.
Tetapi yang jelas, budaya pop akan terus berkembang atau berganti dari setiap generasi. Kita bisa lihat perkembangannya, mari kita ambil Indonesia sebagai contohnya. Dari masa ’70-an hingga saat ini, budaya pop terus berganti seiring dengan perubahan generasi.
Jika kita kembali membahas tentang peranan Amerika dalam hal ini, banyak hal yang bisa menjawabnya. Ini tidak terlepas dari satu sistem yang sering kita dengar tentang kapitalisme. Dalam sistem ini, satu negara yang mempunyai modal (kapital) akan menjadi produsen dan berusaha membuat negara lain menjadi konsumtif sehingga produknya terus bisa terjual.
Bagaimana budaya pop bisa berkembang?Banyak hal yang bisa mempengaruhi perkembangan budaya pop di tengah masyarakat. Dari penelitian yang dilakukan oleh salah satu sekolah di Kanada, terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi, antara lain:
Hiburan
Mau tidak mau, semua manusia membutuhkan hiburan dalam hidupnya. Menonton TV dapat dikatakan kebiasaan yang paling populer di semua negara. Berbagai macam jenis hiburan disediakan oleh layar kaca. Secara tidak langsung, sadar atau tidak sadar, kita akan terbawa dengan apa muncul dalam hiburan tersebut.
Banyak orang yang senang menghabiskan waktunya untuk menonton di TV di rumah. Ada juga yang mencarinya di bioskop untuk menonton film atau mencari tempat-tempat yang menyajikan hiburan.MakananBanyak sekali jenis makanan yang menjadi populer di tengah-tengah masyarakat. Kita sebut saja Mc’ Donalds, KFC, Dunkin Donuts, Coke, Pepsi, Pizza Hut dan sebagainya. Banyak orang yang menjadikannya sebagai pilihan makanan utama saat makan siang ataupun dalam kesempatan lainnya.
Makanan-makanan tersebut sepertinya telah menjadi bagian hidup dari masyarakat Indonesia. Walaupun kita tahu bersama terkadang orang makan/minum hanya dengan pertimbangan gengsi.
Fashion
Khusus untuk fashion, dapat dikatakan faktor yang paling mudah diterima. Kita bisa lihat dari berkembangnya berbagai merek seperti Nike, GAP, Levi’s, Lea, Tommy, Diesel dan banyak lagi yang digemari dan kerap kali menjadi ukuran dalam pergaulan.
Remaja kita cenderung mudah mengikuti mode yang berkembang. Mulai dari cara berpakaian, pernak-pernik hingga potongan rambut. Terkadang cara berpakaian juga di”sah”kan dengan penggunaan dress code, baik di pesta hingga ke sekolah.
Gaya Hidup
Penggunaan anting, tatto, telepon selular (ponsel) merupakan salah satu gaya hidup yang paling mudah kita temui dikalangan remaja. Mungkin pada saat, ponsel yang menjadi salah satu gaya hidup masyarakat. Bahkan hingga ke tingkat pelajar, ponsel sudah menjadi barang yang sangat lazim dan tidak asing lagi.
Selain itu, memiliki kendaraan pribadi, baik itu mobil maupun motor seperti sudah menjadi hal yang “wajib” dalan kehidupan sehari-hari. Banyak remaja sekarang yang menjadikan kendaraan tersebut sekedar buat mejeng tetapi menjadi kebutuhan.
MusikSiapa yang tidak kenal dengan Westlife atau Britney Spears? Mereka merupakan penyanyi yang mempunyai daya tarik tersendiri terhadap remaja saat ini. Banyak remaja yang senang pada penampilan atau musiknya saja. Remaja yang cenderung senang terhadap lagu yang mempunyai beat/irama ceria
Mereka cenderung melihat para penyanyi tersebut sebagai contoh yang baik dalam kehidupannya. Mandiri, percaya diri, kaya, berhasil, cantik dan sekian banyak alasan lainnya. Namun, banyak juga pihak yang tidak setuju dengan hal ini. Tetapi yang jelas, mereka mempunyai daya untuk mempengaruhi kita.
Tempat terkenal
Kalau kita ingat kata nongkrong, kita akan sangat teringat bagaimana kita menghabiskan waktu kita selama berjam-jam dengan kawan-kawan kita. Tidak sembarang tempat bisa menjadi tempat yang nyaman untuk nongkrong. Baanyak orang yang memilih tempat seperti Mall, Café, dan tempat sejenis lainnya.
Kebiasaan remaja untuk nongkrong berjam-jam di mall, eksekutif muda di café yang menyediakan kopi, menghilangkan kepenatan di café seperti Hard Rock dan tempat yang sejenis merupakan kebiasaan yang paling mudah kita temui saat ini.
Olah RagaBasket dan Sepak bola merupakan olahraga yang di gandrungi oleh hampir setiap orang. Saat ini tengah berkembang berbagai olahraga yang sebenarnya bukan berasal dari Indonesia, seperti Baseball dan Bowling. Pelan tapi pasti olahraga seperti ini akan menjadi bagian dari kebiasaan kita sehari-hari.